Kamis, 26 Maret 2015

Tari Tradisional Betawi yang Terkikis Zaman

Seni Tari Betawi
Betawi atau Jakarta memiliki kesenian tari yang ada di daerah tersebut, diantaranya adalah Tari Topeng. Tari ini sudah cukup lama di kenal sebagai tari tradisional asal betawi. Seni tari ini biasanya di gelar saat ada pernikahan, acara sunatan dan membayar nazar. Dalam Topeng Betawi, para penari memakai topeng dan bercerita lewat seni gerak. Tari Cokek Betawi. Tarian betawi yang satu ini dibawa oleh para cukong atau tuan tanah peranakan tionghoa yang kaya raya Tarian cokek ini diiringi oleh musik Gambang Kromong. Pakaian tari Cokek Betawi agak mirip dengan tarian-tarian di Cina. Ciri khasnya dari tari ini yaitu goyang pinggul yang geal-geol.

Seni Tari Betawi Mulai Terkikis Zaman
Pengikisan terjadi disebabkan oleh banyak faktor, biasanya sebab muncul tren, kebiasaan, kemajuan teknologi. Inilah nan sering mengikis tradisi nan ada. Istilah “modern” sering dijadikan alasan buat mengikis budaya nan dianggap kuno. 
Kini Tari Betawi asli pun perlahan mulai terlupakan. Faktor bahwa Jakarta adalah Kota Metropolis di Indonesia memegang andil yang cukup besar terhadap terkikisnya Tari Tradisional Betawi. Kemajuan Teknologi yang sangat pesat di Jakarta membantu Masyarakat jakarata mengenal Tarian Tarian dari budaya luar atau budaya barat. Mereka bahkan lebih menekuni Tarian tarian modern yang dating dari budaya asing. Sangat di sayangkan memang apabila Ibu kota Indonesia seakan lupa akan seni Tarinya sendiri.
Qubil Seniman betawi membenarkan adanya pengikisan yang melanda budaya betawi kini “Para seniman betawi kini mulai kesulitan untuk mendapatkan pentas karena zaman sudah mulai maju” menurutnya.

Pendapat penulis
Sangat miris mengetahui kenyataan Budaya Betawi khususnya Tari betawi kini sudah mulai terlupakan. Terlebih Betawi atau Jakarta seharusnya menjadi kota contoh untuk kota kota lainnya di Indonesia karna peran Jakarta sebagai Ibukota negara ini.
Saya berharap akan banyak lagi event atau acara yang di selenggarakan pemerintah DKI Jakarta untuk mendukung lestarinya Budaya betawai khusunya Tarian Tradisionalnya. Karna dengan banyaknya atau gencarnya Acara yang di selenggarakan Pemprov, masyarakat pun akan lebih mengenal dan harapannya agar mereka punya rasa memiliki Tarian Tradisional tersebut dan akhirnya menjaga dan melestarikan.

Pada akhirnya, Saya sebagai penulis sangat berharap bahwa Tarian Tradisional Betawi bias bersaing atau bahkan menjadi raja di Rumahnya sendiri. Dan mendapat perhatian lebih dari masyarakat Jakarta yang kini seakan di butakan oleh Majunya Teknologi dan pesatnya perkembangan zaman, yang tanpa mereka sadari perlahan menghancurkan Kebudayaan Asli Tanah Air.