TUGAS SOFTSKILL
ILMU SOSIAL DASAR
Siswoyo Langgeng
5A414323 / 1IA21
MANUSIA
Kata manusia berasal dari kata
manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang
berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti
manusia. Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis.
Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk
sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang
terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan
(akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung
jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan
berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat
individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting
yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi
dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas
hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara
ciptaan-ciptaan yang lain.
KEISTIMEWAAN MANUSIA
Kelahiran manusia di dunia bukan
merupakan kehendak manusia, bukan kehendak kedua orang tuanya, bukan pula
kehendak dari alam. Melainkan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka dari itu,
sebagai konsekuensinya manusia mempunyai kewajiban berbakti serta mengabdi
dengan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Pada prinsipnya, setiap manusia di samping terdiri
dari unsur-unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang lebih sempurna, juga
dikaruniai keistimewaan-keistimewaan seperti:
- Daya jiwa yang disebut cipta, rasa, dan karsa. Dengan daya ciptanya yang bersifat kreatif, setiap manusia dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat, dengan dorongan rasa dalam dirinya, manusia dapat mencari dan menikmati sesuatu yang indah. Oleh sebab itu dengan daya ciptanya manusia mampu membentuk berbagai macam manifestasi rasa dan seni, dan dengan karsanya (suatu kehendak kodrat untuk mengabdikan diri pada kekuasaan tertinggi) pula manusia dapat menjadi produktif.
- Hak-hak asasi kodrati. Karena manusia memiliki hak asasi kodrati dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan daya cipta, rasa dan karsanya sendiri.
- Harkat, martabat, dan derajat yang tinggi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga: harkat adalah kemuliaan, taraf, mutu, nilai atau harga; martabat adalah tingkat harkat kemanusiaan atau harga diri; derajat adalah tingkatan martabat atau pangkat. Dengan harkat atau martabat (derajat), manusia dapat memposisikan dirinya di atas mahluk-mahluk lain.
- Keinginan bermasyarakat dan dilengkapi segala potensi sumber kekayaan alam. Melalui keinginannya, setiap manusia dapat berinteraksi dengan warga masyarakat lainnya. Oleh karena itu, setiap manusia memanfaatkan segala potensi kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan.
KELUARGA
Keluarga (bahasa Sanskerta:
"kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti
"anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri
dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan,
kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis
(1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di
hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
PERANAN
Ayah sebagai suami dari isteri dan
ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
TUGAS KELUARGA
Pada
dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai beikut :
- Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
- Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
- Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
- Sosialisasi antar anggota keluarga.
- Pengaturan jumlah anggota keluarga.
- Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
- Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
- Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
MASYARAKAT
Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.
Menurut
Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah
masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat
sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian.
Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat
pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural
intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap
masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang
terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat
dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan
kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom,
dan masyarakat negara.
Kata society
berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan
yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga
arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society
mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan
yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Plato mengatakan, mahluk hidup yang
disebut manusia merupakan mahluk sosial dan mahluk yang senang bergaul/berkawan
(animal society = hewan yang bernaluri untuk hidup bersama). Status
mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa bertahan
hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja. Sejak lahir
sampai meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang
lain.
Ciri utama mahluk sosial adalah
hidup berbudaya. Dengan kata lain hidup menggunakan akal budi dalam suatu
sistem nilai yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut
meliputi filsafat yang terdiri atas pandangan hidup, politik, teknologi,
komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Menurut Aristoteles (384 –
322 SM), manusia adalah mahluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan
berkumpul dengan sesama manusia lainnya (zoon politicon yang artinya
mahluk yang selalu hidup bermasyarakat). Pada diri manusia sejak dilahirkan
sudah memiliki hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup di
tengah-tengah manusia lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan
manusia lainnya disebut gregoriousness.
Manusia berperan sebagai mahluk
individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan kewajibannya.
Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia merupakan bagian dari
masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan masyarakatnya terjalin
dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh karena itu harkat dan
martabat setiap individu diakui secara penuh dalam mencapai kebahagiaan
bersama.
Masyarakat merupakan wadah bagi para
individu untuk mengadakan interaksi sosial dan interelasi sosial. Interaksi
merupakan aktivitas timbal balik antarindividu dalam suatu pergaulan hidup
bersama. Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan
fisik manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya. Pada masa bayi, mereka
berinteraksi dengan keluarganya melalui berbagai kasih sayang. Ketika sudah
bisa berbicara dan berjalan, interaksi mereka meningkat lebih luas lagi dengan
teman-teman sebayanya melalui berbagai permainan anak-anak atau aktivitas
lainnya. Proses interaksi mereka terus berlanjut sesuai dengan lingkungan dan
tingkat usianya, dari mulai interaksi non formal seperti berteman dan
bermasyarakat sampai interaksi formal seperti berorganisasi, dan lain-lain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat,
yaitu:
- Faktor alamiah atau kodrat Tuhan
- Faktor saling memenuhi kebutuhan
- Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua faktor tersebut
dapat diterima oleh akal sehat setiap manusia, sehingga manusia itu benar-benar
bermasyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup
bermasyarakat itu bukan hanya sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan
suatu kebutuhan bagi jenis manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jika tingkah laku timbal balik
(interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan terus menerus, maka
interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial. Interelasi sosial
dalam masyarakat akan tampak dalam bentuk sense of belonging yaitu suatu
perasaan hidup bersama, sepergaulan, dan selingkungan yang dilandasi oleh rasa
kemanusiaan yang beradab, kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang
mantap.
Dengan demikian tidak setiap
kumpulan individu merupakan masyarakat. Dalam kehidupan sosial terjadi
bermacam-macam hubungan atau kerjasama, antara lain hubungan antarstatus,
persahabatan, kepentingan, dan hubungan kekeluargaan. Sebagai mahluk sosial,
manusia dikaruniai oleh Sang Pencipta antara lain sifat rukun sesama manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar